Selamat Datang Di Situs Jasa Adsense Resmi Indonesia
Home » » Emha Ainun Najib turun gunung: "Sudah menjadi Nabi inggin jadi wali"

Emha Ainun Najib turun gunung: "Sudah menjadi Nabi inggin jadi wali"


Emha Ainun Najib turun gunung: "Sudah menjadi Nabi inggin jadi wali"
Jika sampeyan tidak setengah2 memahami partai Demokrat, sampeyan mungkin sampeyan akan bilang SUDAH JADI NABI MAU JADI TUHAN...


"Cak Nun Jangan Sepenggal-Sepenggal Menafsirkan Partai Demokrat"
Sabtu, 2 November 2013 - 20:38 wib
Fahmi Firdaus - Okezone
Ilustrasi Okezone enlarge this image
JAKARTA - Sindiran Budayawan Emha Ainun Najib (Cak Nun) kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat Partai Demokrat angkat bicara. Partai berlambang bintang mercy ini menilai bahwa Cak Nun sepengal-sepenggal menafsirkan Partai Demokrat.

"Seharusnya, Cak Nun melihat Partai Demokrat secara komperhensif. Cak Nun jangan sepenggal-sepenggal menafsirkan partai Demokrat ini,” kata Ketua Biro Departemen Pariwisata dan Kebudayaan DPP Partai Demokrat Himawan Sutanto di Jakarta, Sabtu (2/11/2013).

Sebaiknya Cak Nun, kata dia, memberikan masukan dan wacana yang netral agar bisa menjadi rujukan moral yang bisa mengisi ruang kosong dari politik bangsa ini ke depan.

"Namun, memimpin organisasi yang berbasis kepentingan politik atau dengan kata lainnya partai politik tidak dapat di letakkan dalam satu kacamata estetika saja," terangnya.

Menurut dia, Cak Nun kurang mengetahui lebih dalam persoalan internal yang ada di Partai Demokrat. "Saya yakin Cak Nun kurang memahami situasi kebatinan para pelaku organisasi di internal partai politik khususnya Partai Demokrat. Dimana Partai Demokrat adalah partai yang sudah berusia 12 tahun dan perlu penanganan khusus,”ungkapnya.

Cak Nun sambung dia, juga harus melihat potensi Sumber Daya Manusia (SDM) di internal partai Demokrat yang saat ini dipimpin oleh SBY.

“Keberanian yang luar biasa yang di tempuh oleh SBY menerima permintaan struktur partai Demokrat dari DPP hingga DPC di Bali kemarin adalah keberanian yang luar biasa. Saya yakin Pak SBY bisa membedakan mana urusan partai dan mana urusan negara,”pungkasnya.

Sebelumnya Cak Nun menyidir Presiden SBY sebagai pemimpin yang tidak mengenal estetika. "Sudah jadi ketua kehormatan masih mau jadi ketua umum. Saya tidak ngomong siapa, tapi Anda semua sudah tahu," ungkap Cak Nun, diiringi tawa peserta diskusi, di kediaman Anas Urbaningrum, kawasan Duren Sawit, Jumat 1 November kemarin.

Menurut Cak Nun, banyak pemimpin yang setelah memiliki jabatan tinggi justru menginginkan jabatan lain yang tingkatannya jauh lebih rendah. Diakuinya, tipe pemimpin seperti itu sebagai pemimpin yang tidak mempunyai kualifikasi.
Bagikan Untuk Kebaikan
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Comments
0 Comments

0 komentar... read them below or add one

Spoiler Untuk lihat komentar yang masuk:

Post a Comment

AiRa LoKa - Blog of tutorials