Masalah anggaran hantui tim-tim Divisi Utama di Jateng
Tim-tim Divisi Utama di Jawa Tengah, sejauh ini belum
menunjukan geliatnya untuk mempersiapkan diri menghadapi kompetisi
Divisi Utama Liga Indonesia musim depan, meskipun waktu kompetisi hanya
menyisakan waktu beberapa bulan.
Tim-tim seperti, Persitema
Temanggung, Persip Pekalongan, Persiku Kudus, dan Persipur Purwodadi,
sampai saat ini masih vakum. Belum ada pergerakan sedikitpun untuk
memulai melakukan persiapan untuk menghadapi kompetisi musim depan.
Tim-tim tersebut belum memulai untuk melakukan persiapan karena masih
terbentur sulitnya mencari sumber dana yang mampu menghidupi tim. "Kita
belum ada anggaran bagaimana mau membentuk tim," kata Manajer Persiku
Kudus, Subchan Wahid.
Dia mengakui, sulitnya mencari sumber
dana masih menjadi kendala bagi Macan Muria -julukan Persiku- untuk
melakukan persiapan pembentukan tim. Sebenarnya Subchan berharap, bisa
melakukan persiapan jauh-jauh hari sehingga persiapan lebih matang.
Diakuinya, persiapan yang mepet musim lalu menjadi salah satu penyebab
Persiku gagal untuk melaju ke babak 12 besar. "Kami sebenarnya juga
tidak ingin kejadian musim lalu yang melakukan persiapan hanya dua
minggu, tapi mau bagaimana lagi, sampai saat ini belum ada anggaran,"
tandasnya.
Hal yang sama diungkapkan Manajer Persipur
Purwodadi Moelyadi. Sampai saat ini tim kebanggan warga Purwodadi itu
belum melakukan persiapan apapun meski kompetisi hanya menyisakan waktu
beberapa bulan.
"Kami masih mengupayakan untuk mencari donatur dan sponsor. Paling tidak untuk mempersiapkan tim," katanya.
Moelyadi berharap, dengan adanya unifikasi atau penyatuan liga musim
depan, bisa menjadi salah satu jalan yang bisa memudahkan tim untuk
mencari sponsor untuk mendanai klub. Pasalnya jika tanpa adanya sponsor,
akan sangat sulit bagi tim sekelas Persipur untuk mampu menghidup tim.
“Musim lalu kita harus kerja keras supaya tim bisa berjalan. Semoga
saja, musim depan akan lebih baik,” ungkapnya.
Sejuah ini baru
PSCS Cilacap dan PSIS Semarang yang sudah mulai melakukan pergerakan.
Kedua tim, yang musim lalu sama-sama lolos ke babak 12 besar ini, bahkan
sudah mulai melakukan pemantau pemain, dan mulai pembentukan tim.
PSCS tidak mengalami masalah anggaran karena masih punya saldo sekitar
Rp 500 juta, sisa musim lalu. Sementara PSIS meski mengalami kesulitan
anggaran, namun cukup banyak orang yang peduli, dan siap membentu PSIS.
Bahkan PSIS Semarang saat ini sudah membentuk manajemen Caretaker yang
bertugas untuk melakukan pembentukan tim
Bagikan Untuk Kebaikan




