Partai Gerindra besutan Prabowo Subianto dan Partai Nasdem pimpinan Surya Paloh tiba-tiba menjadi salah satu fenomena dalam pemilihan umum 2014. Berdasarkan hasil penghitungan cepat (quick count) Center for Strategic and Internasional Studies dan lembaga survei Cyrus Network, partai berlambang kepala burung garuda emas itu bertengger di posisi tiga, dengan perolehan suara 12 persen.
Sementara Partai Nasdem bisa meraup 6,7 persen suara dalam pemilu kali ini. Menurut Direktur Eksekutif Cyrus Network, Hasan Hasbi, ada beberapa faktor mengapa Gerindra mampu melesat pada pemilihan umum kali ini.
"Gerindra memetik hikmah sebagai oposisi walaupun baru lima tahun belakangan. Tidak banyak berita negatif tentang partai ini. Bisa jadi faktor figur Prabowo membantu partai ini," kata Hasan dalam jumpa pers di Pakarti Centre, Jakarta, Rabu (9/4).
Sementara itu menurut peneliti CSIS, Philips J. Vermonte, Gerindra berhasil membina pemilih loyal. "Dari beberapa survei hasilnya diketahui pemilih Gerindra adalah pemilih yang loyal ke partai. Walaupun Jokowi populer, tapi mereka terbukti tidak terpengaruh dan memilih Gerindra," ujar Philips.
Menurut Philips, Partai Nasdem juga membuktikan diri sebagai partai yang masih kompak meski pendatang baru. Apalagi ini adalah pemilu pertama buat partai itu. Dengan hasil ini, lanjut dia, Nasdem diperkirakan bakal meramaikan kursi parlemen di Senayan.
"Performa Nasdem cukup baik dalam pemilu kali ini," kata Philips.
Bagikan Untuk Kebaikan
0 Comments
