Saat
Perdana Menteri Tony Abbott tengah berupaya meredam kemarahan Indonesia
akibat ulah spionase yang dilakukan Badan Intelijen Australia (DSD),
seorang penasihat senior Partai Liberal, Mark Textor, berkicau di akun
Twitter dan menghina sikap Pemerintah Indonesia.
Textor menulis
di akun Twitternya dengan menyamakan Menteri Luar Negeri Marty
Natalegawa dengan bintang porno asal Filipina era tahun 1970-an.
Laman Brisbanetimes, Kamis 21 November 2013 melansir komentar Textor
dikhawatirkan malah semakin membuat panas ketegangan di antara kedua
negara.
"Permintaan maaf yang dituntut dari Australia oleh
seorang pria yang mirip dengan bintang porno Filipina tahun 1970-an dan
secara etis memang sesuai," tulis Textor yang diberi tanda pagar Fairfax
menuntut peredaan.
Belum cukup sampai di situ, pria yang juga
berprofesi sebagai ahli strategi kampanye dan pengumpulan suara bagi
Partai Liberal itu, turut menghina cara komunikasi yang dipilih Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono melalui Twitter untuk murka.
"Kepala
Negara macam apa yang berkomunikasi dengaan seorang Kepala Pemerintahan
negara tetangga melalui Twitter?" kicau Textor.
Dia pun turut
menyindir SBY terlambat mengeluarkan uneg-unegnya, karena aksi
penyadapan itu muncul dari dokumen milik mantan kontraktor NSA, Edward
Snowden tahun 2009 lalu. "Mungkin SBY menggunakan kalender aneh,"
imbuhnya.
Lantas dalam kicauan selanjutnya, ahli strategi
kampanye jebolan Universitas Nasional Australia, Canberra, ini membela
aksi spionase yang dilakukan DSD terhadap Presiden SBY, Ibu Ani
Yudhoyono dan delapan pejabat terdekat dengan orang nomor satu di tanah
air itu.
Dia lantas menyindir Pemerintah Australia yang
memperoleh keuntungan dengan hasil sadapan itu, karena jarang terjadi
aksi pengeboman di Negeri Kanguru.
"Terakhir kali saya
memeriksa, tidak pernah ada sebelumnya warga Indonesia yang jadi korban
bom di Australia," tulis Textor sambil mempublikasikan gambar pelaku bom
Bali. Di bawah gambar itu diberi caption "tidak ada yang terlihat di
sini".
Sayang, saat dicek ke akun Twitternya, kicauan Textor mengenai hal itu tak lagi terlihat.
Mengetahui kicauan tersebut, Juru Bicara Urusan Luar Negeri kelompok
oposisi, Tanya Plibersek, meminta Abbott dan Pemerintahannya tidak
menanggapi pernyataan Textor.
"Komentar-komentar ini
benar-benar memalukan. Perdana Menteri, Partai Liberal dan Pemerintah
Australia harus menjauhi mereka secepatnya dan bersikap tegas," ujar
Plibersek.
Sementara mantan PM dari Partai Liberal, Malcolm
Fraser, menuntut agar Textor segera dipecat sebagai ahli strategi
kampanye partai tersebut.
Textor dianggap sebagai salah satu
orang yang jitu dapat mempengaruhi warga di Australia. Sebelumnya dia
pernah menyarankan agar para perusahaan yang ingin mempekerjakan
karyawan baru untuk menengok akun Twitter calon pegawainya. Hal itu
lebih jitu dan menggambarkan kepribadian diri seseorang ketimbang
melihat lampiran riwayat hidupnya.
"Sudah tak dapat dihindari,
pengguna Twitter mempublikasikan berbagai materi yang menurut mereka
menarik. Jadi, ketimbang membaca sebuah CV dengan daftar minat yang
biasa, seperti membaca, menonton film dan isu terbaru."
"Anda
dapat menilai apa yang sebenarnya mereka pikirkan mengenai isi sebuah
buku atau anggukan persetujuan Anda melalui kicauan terbaru calon
pegawai," saran Textor.
Hal itu, lanjut Textor, jauh lebih
membantu untuk menentukan apakah calon pegawai itu sesuai dengan posisi
yang ditawarkan dan dengan kebudayaan kerja di tempat tersebut.
Textor juga diketahui memiliki sebuah perusahaan konsultan yang
menawarkan jasa riset pasar, strategi komunikasi dan eksekusi kampanye
baik dalam bidang politik maupun perusahaan.
Bagikan Untuk Kebaikan


