Jakarta - Perdana Menteri Australia Tony Abbott menyatakan pihaknya tidak akan menghentikan kegiatan mata-mata di Indonesia. Pernyataan tersebut dinilai akan menghambat normalisasi hubungan Indonesia-Australia.
"Dengan demikian adanya dua pernyataan dengan nuansa yang berbeda (PM Abbott dan Menlu Bishop) tersebut, akan kurang membantu proses normalisasi," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (8/12/2013).
Faizasyah mengatakan Presiden SBY telah menyatakan bahwa normalisasi hubungan bilateral RI-Australia mengalir saja. Maknanya, Indonesia tidak tergesa-gesa untuk menormalisasikan hubungan sebelum bisa diyakinkan ketulusan Australia dalam membangun hubungan.
Lebih jauh Faizasyah akan mempelajari lebih dalam soal pernyataan PM Abbott tersebut. Menurut Faizasyah, pernyataan PM Abbott tersebut berbeda dengan hasil pertemuan antara Menlu Australia Julie Bishop menemui Menlu RI Marty Natalegawa.
"Juga berbeda dengan yang saya dengar atas nuansa isi surat PM Abbott ke Presiden SBY. Lebih jauh, saya tidak pernah mendengar Indonesia menyadap Australia melalui perwakilan kita di Australia," tuturnya.
Pada Kamis (5/12) lalu, Menlu Australia Julie Bishop menemui Menlu RI Marty Natalegawa. Usai pertemuan yang berlangsung selama 5 jam ini, Bishop menyatakan sikap pemerintah Australia soal kasus tersebut.
"Kami menyesalkan kejadian ini," ungkap Julie.
Bagikan Untuk Kebaikan