Kekalahan 0-9 Persipura di ACL 2010 Jadi Gambaran untuk Timnas Indonesia
Tampil di bawah suhu udara ekstrim Asia Timur nyatanya pernah dirasakan striker timnas Indonesia, Boaz Solossa. Itu terjadi saat dirinya memperkuat Persipura Jayapura di laga tandang melawan klub China, Changchun Yatai dalam babak penyisihan Grup F AFC Champions League 2010, 9 Maret 2010.
Pada saat itu, Boaz sendiri tampil di bawah suhu udara minus 20 derajat. Kenyataan itupun membuat Boaz dkk. harus melakoni laga cukup berat.
Apalagi, persiapan tak maksimal, tak terkecuali dari segi perlengkapan. Lantaran itu, Persipura pun akhirnya tak berdaya. Skuad berjuluk Mutiara Hitam takluk dengan skor telak 0-9.
“Saat itu, pertandingan digelar setelah selesai musim salju. Sehingga membuat lapangan tak normal. Lapangan menjadi keras, sementara kami salah memperkirakan. Kami memakai sepatu dengan pull biasa, sementara mereka memakai sepatu untuk futsal. Itu membuat kami sulit bergerak sehingga kalah 0-9,” kata Boaz menceritakan.
Momen itu menjadi pengalaman berharga untuk Boaz. Tak mengherankan saat sesi diskusi timnas, ia bersuara.
Seperti diketahui, timnas akan menuju Asia Timur. Korea Utara akan menjadi tujuan pertama sebelum pindah ke China untuk melakoni laga melawan China dalam babak Kualifikasi Piala Asia 2015, Jumat (15/11).
“Kami harus adaptasi lebih dulu dengan cuaca di sana. Kami sudah menyiapkan sejumlah jenis sepatu. Kalau salju, gunakan sepatu untuk lapangan sintesis,” ujar Boaz.
Hal itu juga dibenarkan oleh pelatih timnas Indonesia, Jacksen F. Tiago. Ia membenarkan Persipura saat itu tidak memiliki persiapan maksimal.
“Persipura bukan kalah dari sisi permainan saja. Segala aspek Persipura kalah. Pemain masuk ke lapangan dengan celana pendek, sementara pemain mereka (Changchun Yatai) menggunakan kostum lengkap dan memakai kupluk.”
“Itu pengalaman. Dari situ banyak hal yang bisa ditarik kesimpulan. Semoga persiapan yang dilakukan timnas bisa mencapai hasil baik,” sambung Jacksen.
Tampil di bawah suhu udara ekstrim Asia Timur nyatanya pernah dirasakan striker timnas Indonesia, Boaz Solossa. Itu terjadi saat dirinya memperkuat Persipura Jayapura di laga tandang melawan klub China, Changchun Yatai dalam babak penyisihan Grup F AFC Champions League 2010, 9 Maret 2010.
Pada saat itu, Boaz sendiri tampil di bawah suhu udara minus 20 derajat. Kenyataan itupun membuat Boaz dkk. harus melakoni laga cukup berat.
Apalagi, persiapan tak maksimal, tak terkecuali dari segi perlengkapan. Lantaran itu, Persipura pun akhirnya tak berdaya. Skuad berjuluk Mutiara Hitam takluk dengan skor telak 0-9.
“Saat itu, pertandingan digelar setelah selesai musim salju. Sehingga membuat lapangan tak normal. Lapangan menjadi keras, sementara kami salah memperkirakan. Kami memakai sepatu dengan pull biasa, sementara mereka memakai sepatu untuk futsal. Itu membuat kami sulit bergerak sehingga kalah 0-9,” kata Boaz menceritakan.
Momen itu menjadi pengalaman berharga untuk Boaz. Tak mengherankan saat sesi diskusi timnas, ia bersuara.
Seperti diketahui, timnas akan menuju Asia Timur. Korea Utara akan menjadi tujuan pertama sebelum pindah ke China untuk melakoni laga melawan China dalam babak Kualifikasi Piala Asia 2015, Jumat (15/11).
“Kami harus adaptasi lebih dulu dengan cuaca di sana. Kami sudah menyiapkan sejumlah jenis sepatu. Kalau salju, gunakan sepatu untuk lapangan sintesis,” ujar Boaz.
Hal itu juga dibenarkan oleh pelatih timnas Indonesia, Jacksen F. Tiago. Ia membenarkan Persipura saat itu tidak memiliki persiapan maksimal.
“Persipura bukan kalah dari sisi permainan saja. Segala aspek Persipura kalah. Pemain masuk ke lapangan dengan celana pendek, sementara pemain mereka (Changchun Yatai) menggunakan kostum lengkap dan memakai kupluk.”
“Itu pengalaman. Dari situ banyak hal yang bisa ditarik kesimpulan. Semoga persiapan yang dilakukan timnas bisa mencapai hasil baik,” sambung Jacksen.
Bagikan Untuk Kebaikan