Selamat Datang Di Situs Jasa Adsense Resmi Indonesia
Home » » PSSI Kena Desakan FIFA

PSSI Kena Desakan FIFA

Laga Play-off LPI Terindikasi Match Fixing
Oz soccer not immune to ‘fixing‘ | The Courier-
Mail
· Val Migliaccio
· Sunday Mail (SA)
· February 09, 2013 11:00PM
PSSI & FIFA Serius Perangi Match Fixing
Upaya memberantas pengaturan pertandingan di
sepakbola Indonesia sampai ke akar-akarnya, bukanlah
perkara mudah. Paling tidak itu yang diindikasikan
Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Hinca Panjaitan.
Cuma ada hal yang dilupakan PSSI dan juga Hinca
Panjaitan, bahwa sebelum kepengurusan ini sudah
dirintis dan menjadi bahasan pokok yang harus
dikerjakan oleh PSSI melalui tekanan tekanan FIFA dan
AFC, pasca kejadian penangkapan Bandar Judi
International yang di tangkap di Singapura.
Bahwa kabar tentang desakan FIFA dan sepakbola
international mengenai pengaturan skor dan
berkeliarannya bandar2 judi International di Indonesia,
telah di tengerai dan di peringatkan sejak lama, bahkan
pada kepengurusan sebelum ini telah terjalin kerjasama
yang dilakukan oleh PSSI.
Namun kenapa PSSI dengan pengurus yang sekarang,
seolah baru mengenal dan menerima tekanan dan
desakan dari FIFA tentang match fixing, sementara
sebenarnya yang terjadi adalah mandegnya proses
pemberantasan yang sudah dirintis oleh pengurus
sebelum KLB.
Karena sejak lama Indonesia termasuk dalam jaringan
international kegiatan Matchfixing, Pemberantasan
Pengaturan Skor dan korupsi di dunia sepakbola di
Indonesia, telah mencapai pada tingkat yang sangat
parah, sedemikian sehingga tertengerai adanya
pengaturan skor dan judi merambah di pertandingan
Usia dini, di bawah yunior bahkan di usia 13.
PSSI yang ditangani oleh pengurus sebelum KLB
menyadari, begitu besar tekanan dari FIFA dan juga
seluruh Asosiasi anggota FIFA di seluruh Dunia.
Pasca di canangkannya pemberantasan pengaturan skor
dan korupsi di Asia, maka AFC memulai bersama sama
Interpol, dengan tertangkapnya sindikat International
dari singapura, yang terus menjarah ke Malaysia dan
Indonesia.
Pada waktu itu PSSI langsung mengundang dan
menawarkan pekerjaan untuk memberantas pengaturan
skor dan korupsi, di seluruh level pertandingan
sepakbola di Indonesia
Meyer adalah Kepala Konsultan ( a consulting chief
business officer ), yang dikontrak oleh PSSI. Meyer
menyebutkan, bahwa dirinya sangat terpana ketika
mendengar adanya upaya rumah judi illegal telah
merambah kegiatan pengaturan skornya di sepakbola
usia dini.
Meyer melihat fenomena pelaku criminal yang demikian
memprihatinkan, setelah PSSI mengundang dan
menawarkan pekerjaan untuk memberantas di seluruh
level pertandingan sepakbola di Indonesia.
Meyer mengatakan bahwa PSSI telah mengontrak
lembaga anti korupsi bergengsi dan berwibawa, setelah
adanya indikasi 700 pertandingan yang terkontaminasi
oleh pengaturan pertandingan, di seluruh dunia.
Adalah suatu kegiatan yang tak adil ketika berjuta
manusia menyaksikan pertandingan, namun mereka tak
pernah menyadari bahwa sudah terjadi pengaturan skor
dalam pertandingan. Pejudi illegal, bahkan sudah
mengetahui pertandingan2 penting dan telah mereka
kendalikan,
Meyers mengatakan, bahwa dia tahu tanda tanda wasit
korup di pertandingan, contohnya apabila satu kancing
bajunya terbuka, maka harus berakhir dengan beda satu
gol, 2 kancing terbuka artinya beda 2 gol, Ini bukan
kalah atau menang, namun peluang dan variantnya,
yang dapat di sajikan.
Pusat 2 judi illegal juga mentargetkan pertandingan2
sepakbola usia muda, bahkan dibawah 13 tahun, hal ini
memang sudah sangat memprihatinkan.
Semua itu dikendalikan melalui website dengan
password dan, code words.
Namun demikian, menurut Meyers, website ini telah
dihack oleh yang berwenang, dan terlihat bagaimana
pengaturan pertandingan dijalankan.
Tidak cukup hanya hasil yang diharapkan, namun lebih
detil pengaturannya, siapa yang mengambil sepak pojok
pertama, yang kemudian di keluarkan dan diganti
dengan pemain baru, dan seterusnya. Jadi tidak hanya
nama pelaku namun aktivitasnya juga terpantau dan
tercatat didalam catatan mereka di computer mereka.
Meyer melanjutkan, “ketika kita sering menyaksikan
pemain bertanding dilapangan, sering bertanya-tanya
mengapa mereka melakukan itu, atau mengapa tidak
seorang pemain pergi untuk mengatasi itu. Hal seperti
Inilah data data yang merupakan bahan analisa
investigasi.
Meyer menengerai, “Ini preman dapat memanipulasi
pemain dan ofisial dan itu cukup banyak yang tidak
terkendali.�
Meyer mengatakan peristiwa Bahrain adalah
pertandingan yang tampaknya merupakan iklan terang-
terangan ke unit anti-korupsi, bahwa mereka
menunjukkan kekuatan dan otoritasnya di dunia
kejahatan.
Meyer mengatakan, bahwa kalau kamu ingin menjadi
pengatur pertandingan sebagai organisasi, maka anda
harus menunjukkan kepada semua klien, bahwa anda
memiliki kekuasaan untuk itu.
Meyer mengatakan, bahwa secara diam diam telah
menyelidiki bersama dengan grup2 investigator di
asia.dalam kurun waktu 2 tahun terakhir ini
“Kami meminta PSSI untuk saling membantu kami
dan PSSI. Kami meminta PSSI bersama sama kami,
sebagai satu Tim, satu barisan, satu petunjuk, mengikuti
permainan kami sepenuhnya.
“Terutama setelah pertandingan Bahrain itu.
Permainan yang terjadi sangat mencurigakan dan itu
memalukan bagi Indonesia. Dan Kami meminta bantuan
mereka di Asia.�
Kini data data dan seluruh modus operandi dan nama
serta pemain dan juga official termasuk wasit pelatih
dan pengurus PSSI, telah terrekam dan tercatat didalam
catatan investigasi pihak yang berwenang.
Kini tinggal menunggu saatnya Interpol dan FIFA,
menjalankan misi pemberantasannya di Indonesia.
Melihat urutan kejadian dan progress pemberantasan
Matchfixing yang sejak lama sudah diprogamkan, tentu
menjadi perhatian semua pihak termasuk FIFA yang
dengan jelas menuntut kepada PSSI atas progress
kemajuan program yang telah di sepakati dan telah
menjalin kerjasama dengan pihak2 Investigator
International.
informasi dari Direktur Keamanan FIFA, Ralf Mutschke
yang di lansir Hinca Panjaitan “Ralf menyampaikan
pihaknya mempunyai bukti adanya pengaturan
pertandingan di laga play-off LPI lalu. Kami sempat
diperlihatkan bukti-buktinya,�
Jadi sebenarnya adalah peringatan dari FIFA kepada
PSSI tentang kelanjutan program pemberantasan
Matchfixing di Indonesia yang telah dilakukan kerjasama
dengan pihak Investigator International.
Bagaimana Kelanjutan program kerjasama dengan pihak
investigator dan juga dengan Interpol yang sudah dirintis
dan disepakati oleh pengurus PSSI sebelum KLB yang
juga di bawah komando Djohar Arifin.
Tentu FIFA akan terus menagihnya, karena menurut
pandangan FIFA tidak ada perubahan apapun selama
Djohar Arifin masih ada dan membawahi PSSI.
Oleh karena itu sangatlah wajar apabila FIFA menedesak
segera dilanjutkan proses investigasi dan diteruskan
kedalam lembaga hukum yang berwenang.
Litigasi matchfixing agaknya sudah bisa dilakukan oleh
PSSI karena semua data yang ada di tangan pihak2
terkait telah lengkap, dan program litigasi itulah yang
harus segera dilakukan.
Ternyata Program PSSI bersama dengan AFC/FIFA dan
investigator international tak bisa dianulir dan di
hentikan.
Bisa dipahami karena menyangkut masalah kejahatan
international yang berdampak kepada kehidupan
ekonomi masyarakat dunia.
Tak perlu repot, jalani saja sesuai kesepakatan yang
sudah di rintis pengurus PSSI yang lalu.

Bagikan Untuk Kebaikan
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Comments
0 Comments

0 komentar... read them below or add one

Spoiler Untuk lihat komentar yang masuk:

Post a Comment

AiRa LoKa - Blog of tutorials