Berantas Mafia Judi, PSSI Kerja Sama dengan Interpol
Senin, 4 November 2013 | 08:13 WIB

PSSI serius untuk memberantas pengaturan skor
di kompetisi Indonesia Super League (ISL) dan divisi utama.
Untuk membantu mengatasi hal itu, PSSI bekerja sama dengan pihak luar.
Pasalnya, hampir semua pengaturan skor yang terjadi di Indonesia
didalangi pihak luar.
Menurut Ketua Komisi Disiplin (Komdis)
PSSI Hinca Panjaitan, kasus Persibo Bojonegoro merupakan contohnya. Pada
kasus tersebut, pihak dari Malaysialah yang bermain.
“Ia
mengambil orang paling terkenal di klub itu--dan dibantu orang lain--dan
memiliki pengaruh. Biasanya pemain karena pemain menentukan gol atau
tidak,” ujarnya.
Hinca pun mengakui, jika yang mengatur
pertandingan pihak asing, sulit bagi PSSI untuk menjangkaunya. Itu
sebabnya, selain bekerja sama dengan FIFA, PSSI harus bekerja sama
dengan Interpol.
“Pihak ketiga bisa ditangkap karena Interpol
lintas negara. Sebenarnya hukum di Indonesia bisa menjangkau. Polisi
terbuka dan menerima laporan apa saja tentang kejahatan di masyarakat
selama dilaporkan,” kata Hinca.
Terkait dengan masalah
pengaturan skor itu, para ahli hukum olahraga dunia termasuk Director of
Security FIFA Ralf Mutschke sudah membahasnya pada Kongres
Internasional Hukum Olahraga di Bali pada 29-30 Oktober.
Perhelatan itu sebagai rangkaian program PSSI tentang Indonesia
Millennium Football Development 2013 yang bertujuan memproteksi
integritas sepak bola Indonesia--yang oleh FIFA dikembangkan untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi di dunia sepak bola, salah satunya
tentang pengaturan pertandingan.
“Awalnya pembahasan ini
dilakukan Yunani, Rusia, dan Indonesia. Akhirnya didukung semua pihak
dan akan dihadiri para ahli hukum olahraga dunia dan FIFA. Ini akan
menjadi kesempatan yang penting bagi sepak bola Indonesia, terlebih lagi
FIFA mendukung secara serius,” ucap Hinca.
Bagikan Untuk Kebaikan